Selasa, 11 September 2012

KLASIFIKASI ILMU

Kelompok 3 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
1.      Elias Lamanepa                     101434007
2.      Threresia Winda .S                101434015
3.      Liliana Prabanuraini               101434036
4.      Gebi Marselina Silaen            101434037
5.      Yuli Dasmiyati                       101434052


1. Latar Belakang
            Pada dasarnya kehidupan kita sangat membutuhkan yang namanya “ILMU”. Apa jadinya jika kita hidup tanpa ilmu. Ibarat bejana kosong yang tak berisi apa-apa. Kebutuhan manusia akan ilmu menjadikan manusia terus bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu yang mereka alami.
            Seiring berkembangnya pemikiran manusia, lahirnya berbagai macam ide-ide, gagasan manusia maka berbagai macam ilmu pun lahir. Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan zaman. Diantaranya adalah lahirnya berbagai macam ilmu-ilmu eksakta/ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu humaniora. Kedua ilmu ini sangat berhubungan dalam kehidupan sehari-hari kita dan tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Dewasa ini tanpa kita sadari ilmu alam lebih digemari dari pada humaniora. Dalam paper ini akan ditampilkan sebuah kasus juga mengenai ilmu humaniora yang semakin dilupakan.

II. Tujuan Penulisan
      Penulisan paper ini bertujuan untuk :
            a.  Mengetahui pengertian ilmu alam dan humaniora.
            b.  Mengetahui kekhasan dan sumbangan dari ilmu alam dan humaniora bagi  kehidupan.
            c.  Mengetahui hubungan antara ilmu alam dan humaniora.
            d. Mengetahui dan menanggapi berbagai argumen publik tentang fenomena kedua   ilmu tersebut.




III. Isi Paper
Marty Blumberg mengkategorikan ilmu pengetahuan ke dalam 3 disiplin ilmu fundamental, yaitu ilmu pengetahuan alam (science) dan teknologi, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan humaniora.(Wikipedia 2012).
Wikipedia belum mengcover ilmu humaniora karena mengkategorikan ilmu ke dalam 3 disiplin fundamental yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan terapan. Sehingga yang menjadi pembeda adalah munculnya kategori ilmu humaniora pada pengelompokan bidang ilmu menurut Marty Blumberg.
a.       Ilmu Eksakta/Ilmu Alam
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti. Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik(terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta. Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
§  Astronomi           Geologi
§  Biologi                Geografi fisik berbasis ilmu
§  Ekologi                Ilmu bumi
§  Fisika                   Kimia        

b.      Ilmu Humaniora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, humaniora berarti “ilmu pengetahuan (agama, filsafat, sejarah, bahasa, dan sastra, pelbagai cabang seni, dsb) yang berusaha menafsirkan makna kehidupan manusia di dunia dan berusaha menafsirkan martabat kepada penghidupan dan eksistensi manusia”. Sedangkan menurut kamus Merriam-Webster, humaniora yang dalam bahasa Inggris disebut humanities adalah cabang kajian (sebagaimana filsafat, seni, dan bahasa) yang menyelidiki konsep-konsep dan persoalan-persoalan manusia yang berbeda dengan proses-proses alami (seperti fisika atau kimia) dan hubungan-hubungan sosial (seperti dalam antropologi atau ekonomi).

Dari pengertian-pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan setidaknya dua hal. Yang pertama, humaniora adalah ilmu yang mengkaji hakikat manusia beserta persoalan-persoalan manusiawi mereka dengan tujuan untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih baik. Karena humaniora mempelajari tentang manusia, oleh karena itu, objek material ilmu ini sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Yang kedua, humaniora terdiri dari cabang-cabang ilmu lain, diantaranya bahasa, sastra, filsafat, sejarah, dan seni. Ilmu-ilmu ini pada dasarnya sama-sama mengkaji tentang manusia, namun dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, bahasa mengkaji manusia melalui perilaku komunikasi verbal yang dilakukannya. Sastra mengkaji manusia melalui karyanya yang berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi yang mencerminkan kedalaman berfikir dan olah rasa. Filsafat mengkaji manusia melalui pemikiran-pemikiran bijaksananya yang selalu ingin menemukan hakikat kebenaran dan eksistensinya.

c.       Kekhasan dari masing-masing ilmu
Antara ilmu Alam/Eksakta dan Ilmu Humaniora memiliki beberapa kekhasan. Kekhasan serta perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.



Faktor Pembanding
Ilmu Eksakta
Ilmu Humaniora
Gejala
Gejala alam bersifat fisik-statis
Gejala sosial humaniora bersifat non fisik, hidup, dan dinamis
Objek Penelitian
Objek Penelitian Bisa Berulang
Objek Penelitian Tidak Bisa Berulang
Pengamatan
Pengamatan Relatif Lebih Mudah dan Simpel
Pengamatan Relatif Lebih Sulit dan Kompleks
Subjek Penelitian
Subjek Pengamat (Peneliti) Lebih sebagai Penonton
Subjek Pengamat juga sebagai Bagian Integral dari Objek yang Diamati
Daya Prediktif
Memiliki Daya Prediktif yang Relatif Lebih Mudah Dikontrol
Memiliki Daya Prediktif yang Relatif Lebih Sulit dan Tak Terkontrol

Dari kekhasan masing-masing ilmu tadi, tentunya kedua ilmu memiliki sumbangan yang besar bagi kehidupan. Sumbangan ilmu humaniora antara lain,Konsep tentang kecerdasan majemuk (multiple intellegences) yang dipopulerkan oleh Gardner merupakan titik awal untuk mengakui adanya kecerdasan dalam diri manusia, yang semula hanya diakui adanya kecerdasan tunggal, yang selalu dikaitkan dengan IQ. Dilihat dari sisi humaniora, konsep tentang kecerdasan majemuk ini mengakui bahwa setiap orang memiliki berbagai kecerdasan, seperti kecerdasan bahasa, matematika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal, intrapersonal, spiritual, dan natural. Serta sumbangan ilmu Eksakta antara lain, di bidang informasi dengan dibuatnya Handphone, Komputer, Televisi. Serta masih banyak sumbangan kedua ilmu tersebut bagi kehidupan.

d.      Keterkaitan antara Ilmu Eksakta dengan Ilmu Humaniora
Antara Ilmu Eksakta dengan Ilmu Humaniora saling berkaitan. Lalu, seberapa pentingkah kajian ilmu humaniora terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni? Jawabnya, tentu saja penting! Humaniora, menurut saya, merupakan ruh dari semua ilmu. Betapa tidak, humaniora merupakan satu-satunya rumpun ilmu yang mempelajari manusia dengan tujuan untuk memahami hakekat manusia itu sendiri agar bisa lebih memanusiakan manusia. Sedangkan di lain pihak, rumpun ilmu lain hanyalah bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia di dunia melalui kajian-kajian dan penemuan-penemuan. Dengan kata lain, sains dan ilmu sosial memudahkan kehidupan manusia, sedangkan makna serta hakikat tentang manusia dan kehidupan itu sendiri dijelaskan oleh humaniora. Tentunya, manusia tidak akan pernah bisa mengembangkan segala macam potensinya (termasuk di bidang sains dan ilmu sosial) jika tidak pernah memahami tentang hakikat dan keberadaannya.

           e. Kesimpulan
                 Luasnya objek kajian Ilmu Humaniora menyebabkan perkembangannya jauh      tertinggal dibanding ilmu Eksakta. Yang menyebabkan ilmu Eksakta mendominasidalam kehidupan dan diagungkan oleh masyarakat. Sebenarnya antara ilmu Eksakta dan Humaniora bisa menjadi satu paket ilmu yang saling melengkapi. Tanpa eksakta humaniora pun tidak akan berkembang, begitu sebaliknya. Sehingga keduanya harus dipraktekkan secara seimbang.
Referensi :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar