Kelompok
3 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
1. Elias
Lamanepa 101434007
2. Threresia
Winda .S 101434015
3. Liliana
Prabanuraini 101434036
4. Gebi
Marselina Silaen 101434037
5. Yuli
Dasmiyati 101434052
1. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan kita sangat membutuhkan yang
namanya “ILMU”. Apa jadinya jika kita hidup tanpa ilmu. Ibarat bejana kosong
yang tak berisi apa-apa. Kebutuhan manusia akan ilmu menjadikan manusia terus
bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu yang mereka alami.
Seiring berkembangnya pemikiran manusia, lahirnya
berbagai macam ide-ide, gagasan manusia maka berbagai macam ilmu pun lahir.
Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau
perubahan sesuai dengan zaman. Diantaranya adalah lahirnya berbagai macam ilmu-ilmu
eksakta/ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu
humaniora. Kedua ilmu ini sangat berhubungan dalam kehidupan sehari-hari kita
dan tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Dewasa ini tanpa kita sadari ilmu alam lebih digemari dari
pada humaniora. Dalam paper ini akan ditampilkan sebuah kasus juga mengenai
ilmu humaniora yang semakin dilupakan.
II. Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pengertian
ilmu alam dan humaniora.
b. Mengetahui kekhasan dan
sumbangan dari ilmu alam dan humaniora bagi kehidupan.
c. Mengetahui hubungan
antara ilmu alam dan humaniora.
d.
Mengetahui
dan menanggapi berbagai argumen publik tentang fenomena kedua ilmu tersebut.
III. Isi Paper
Marty Blumberg mengkategorikan ilmu pengetahuan
ke dalam 3 disiplin ilmu fundamental,
yaitu
ilmu pengetahuan alam (science) dan teknologi, ilmu pengetahuan
sosial, dan ilmu pengetahuan humaniora.(Wikipedia
2012).
Wikipedia belum
mengcover ilmu humaniora karena mengkategorikan ilmu ke dalam 3 disiplin
fundamental yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu
pengetahuan terapan. Sehingga yang menjadi pembeda adalah munculnya kategori
ilmu humaniora pada pengelompokan bidang ilmu menurut Marty Blumberg.
a.
Ilmu
Eksakta/Ilmu Alam
Ilmu alam adalah
istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah
benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun
dimana pun. Sains
(science) diambil dari kata latin scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably
Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini
tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya
gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif
tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga
disebut ilmu pasti.
Di samping
penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam"
kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari.
Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif
bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan
dari ilmu fisik(terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang
mendasari alam semesta. Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
§ Astronomi
Geologi
§ Biologi
Geografi fisik berbasis ilmu
§ Ekologi
Ilmu bumi
§ Fisika Kimia
b.
Ilmu Humaniora
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi keempat, humaniora berarti “ilmu pengetahuan (agama,
filsafat, sejarah, bahasa, dan sastra, pelbagai cabang seni, dsb) yang berusaha
menafsirkan makna kehidupan manusia di dunia dan berusaha menafsirkan martabat
kepada penghidupan dan eksistensi manusia”.
Sedangkan menurut kamus Merriam-Webster, humaniora yang dalam bahasa Inggris disebut humanities adalah
cabang kajian (sebagaimana filsafat, seni, dan bahasa) yang menyelidiki
konsep-konsep dan persoalan-persoalan manusia yang berbeda dengan proses-proses
alami (seperti fisika atau kimia) dan hubungan-hubungan sosial (seperti dalam
antropologi atau ekonomi).
Dari
pengertian-pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan setidaknya dua hal. Yang pertama, humaniora adalah ilmu
yang mengkaji hakikat manusia beserta persoalan-persoalan manusiawi mereka
dengan tujuan untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih baik. Karena humaniora
mempelajari tentang manusia, oleh karena itu, objek material ilmu ini
sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Yang
kedua, humaniora terdiri dari cabang-cabang
ilmu lain, diantaranya bahasa, sastra, filsafat, sejarah, dan seni. Ilmu-ilmu
ini pada dasarnya sama-sama mengkaji tentang manusia, namun dengan cara yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, bahasa mengkaji manusia melalui perilaku
komunikasi verbal yang dilakukannya. Sastra mengkaji manusia melalui karyanya
yang berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi yang mencerminkan kedalaman
berfikir dan olah rasa. Filsafat mengkaji manusia melalui pemikiran-pemikiran
bijaksananya yang selalu ingin menemukan hakikat kebenaran dan eksistensinya.
c.
Kekhasan dari
masing-masing ilmu
Antara
ilmu Alam/Eksakta dan Ilmu Humaniora memiliki beberapa kekhasan. Kekhasan serta
perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Faktor Pembanding
|
Ilmu Eksakta
|
Ilmu Humaniora
|
Gejala
|
Gejala alam bersifat fisik-statis
|
Gejala sosial humaniora bersifat
non fisik, hidup, dan dinamis
|
Objek Penelitian
|
Objek Penelitian Bisa Berulang
|
Objek Penelitian Tidak Bisa
Berulang
|
Pengamatan
|
Pengamatan Relatif Lebih Mudah dan Simpel
|
Pengamatan Relatif Lebih Sulit
dan Kompleks
|
Subjek Penelitian
|
Subjek Pengamat (Peneliti) Lebih
sebagai Penonton
|
Subjek Pengamat juga sebagai
Bagian Integral dari Objek yang Diamati
|
Daya Prediktif
|
Memiliki Daya Prediktif yang
Relatif Lebih Mudah Dikontrol
|
Memiliki Daya Prediktif yang
Relatif Lebih Sulit dan Tak Terkontrol
|
Dari kekhasan masing-masing ilmu tadi, tentunya kedua
ilmu memiliki sumbangan yang besar bagi kehidupan. Sumbangan ilmu humaniora
antara lain,Konsep tentang kecerdasan majemuk (multiple intellegences) yang
dipopulerkan oleh Gardner merupakan titik awal untuk mengakui adanya kecerdasan
dalam diri manusia, yang semula hanya diakui adanya kecerdasan tunggal, yang
selalu dikaitkan dengan IQ. Dilihat dari sisi humaniora, konsep tentang
kecerdasan majemuk ini mengakui bahwa setiap orang memiliki berbagai
kecerdasan, seperti kecerdasan bahasa, matematika, spasial, kinestetik, musik,
interpersonal, intrapersonal, spiritual, dan natural. Serta sumbangan ilmu
Eksakta antara lain, di bidang informasi dengan dibuatnya Handphone, Komputer,
Televisi. Serta masih banyak sumbangan kedua ilmu tersebut bagi kehidupan.
d.
Keterkaitan
antara Ilmu Eksakta dengan Ilmu Humaniora
Antara Ilmu Eksakta dengan Ilmu Humaniora saling
berkaitan. Lalu, seberapa pentingkah kajian ilmu
humaniora terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni?
Jawabnya, tentu saja penting! Humaniora, menurut saya, merupakan ruh dari semua
ilmu. Betapa tidak, humaniora merupakan satu-satunya rumpun ilmu yang
mempelajari manusia dengan tujuan untuk memahami hakekat manusia itu sendiri
agar bisa lebih memanusiakan manusia. Sedangkan di lain pihak, rumpun ilmu lain
hanyalah bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia di dunia melalui
kajian-kajian dan penemuan-penemuan. Dengan kata lain, sains dan ilmu sosial
memudahkan kehidupan manusia, sedangkan makna serta hakikat tentang manusia dan
kehidupan itu sendiri dijelaskan oleh humaniora. Tentunya, manusia tidak akan
pernah bisa mengembangkan segala macam potensinya (termasuk di bidang sains dan
ilmu sosial) jika tidak pernah memahami tentang hakikat dan keberadaannya.
e. Kesimpulan
Luasnya objek kajian Ilmu
Humaniora menyebabkan perkembangannya jauh tertinggal
dibanding ilmu Eksakta. Yang menyebabkan ilmu Eksakta mendominasidalam kehidupan dan diagungkan oleh
masyarakat. Sebenarnya antara ilmu Eksakta
dan Humaniora bisa menjadi satu paket ilmu yang saling melengkapi. Tanpa eksakta humaniora pun tidak
akan berkembang, begitu sebaliknya. Sehingga keduanya
harus dipraktekkan secara seimbang.
Referensi :
- Sartono katodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metedologi Sejarah Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1993
- Dr. Kuntowijoyo, Pengantar Sejarah, Yayasan Bentang Budaya,2001
- Mudjia Rahardjo, 2010. Masa Depan Ilmu-Ilmu Humaniora. Artikel. http://www. mudjiarahardjo.com, diunduh pada 4 September 2012, pukul 16.23 WIB
- http://stnkbkfc.blogspot.com/2011/05/cara-kerja-ilmu-alam-soial-humaniora.html diunduh pada pada 4 September 2012, pukul 16.23 WIB
- http://yusrankhaidir.blogspot.com/2009/05/klasifikasi-ilmu-pengetahuan-sekuler.html, diunduh pada pada 4 September 2012, pukul 16.23 WIB
- http://wangparsud11.blogspot.com/2012/03/definisi-dan-pembagian-ilmu.html, diunduh pada pada 4 September 2012, pukul 16.23 WIB
- http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam, diunduh pada pada 4 September 2012, pukul 16.23 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar